Sunday, April 30, 2006

MAAF

By : Zaky

Maaf, aku tak mau memanggil kesedihan itu
Karena dia tetap berlabuh
Walau tak pernah disuruh
Dia akan tetap datang
Walau tak pernah diundang

Maaf, aku juga tak mengenal perpisahan itu
Karena yang aku tahu, dibelakang pertemuan
Adalah pengenalan, adalah kedekatan
Adalah harmonis, adalah manis

Kalau ada pahit asam
Itupun hanya bumbu pengisi keadaan
Yang harus tetap ada demi keseimbangan

Tapi aku tidak mengenal perpisahan!

Maaf, bila kau katakan
Karena ada yang ditinggalkan
Itu jadi perpisahan
Sesungguhnya setiap detik kita ditinggalkan
Oleh waktu yang berjalan pelan
Namun tak pernah menengok kebelakang

Jadi, ditinggalkan itu bukan perpisahan!

Kalau perpisahan itu karena berjauhan
Sesungguhnya, yang mengenal jarak
Jauh dan dekat
Hanya tubuh, yang merupakan rangkaian urat-urat
Tapi jiwa, tetap tak terkurung apapun juga

Dia bisa dekat bila kau ikat
Bisa jauh bila tak pernah disentuh
Dia bisa seperti udara yang bisa panas
Bisa dingin jika kau ingin

Maaf, indah pertemuan
Memang terlalu melimpah
Hingga dia sering disembunyikan

Amiin..

By : Zaky

Kuatkan tangan ini
Memegang panji ini
Bukakan mata ini
Menatap jalan ini
Tajamkan telinga ini
Menerima seruan ini

Teguhkan hati ini
Bersama risalah ini
Tegakkan kepala ini
Bersama barisan ini
Tetapkan kaki ini
Bersama gerak ini

Biar jiwa ini
Mampu mencium bau surgawi
Dari bumi

Amiin...

dariku untukmu

By : Zaky

Ada apa lagi teman?
Kenapa pulang pergi berulang-ulang?
Berlari- lari seperti ingin sembunyi
Atau sekedar mencari kepuasan diri?

Haruskah selalu menunggu gelap
Hingga semua jalan tak tampak
Lalu berharap bulan kembali hinggap?

Haruskah selalu menunggu duka tiba
Untuk kembali mengingatNya?
Haruskah menanti hidup kembali terbata- bata
Baru mencari jalan meminta padaNya?

Haruskah menunggu terus
sampai nafas kita terputus?
Atau terus menanti
Sampai nadi kita berhenti?

Haruskah menunggu masa
Saat kaki kita bercerita
Tangan kita mengisahkan semua?

Haruskah menungu waktu
Sampai kita tak mungkin lagi bertemu?

Aku masih menunggumu!

Sholatku Bisu

By : Zaky

Solatku bisu
Takbirku sekedar dzohir
Sedang batinku masih jauh mangkir
Fatihahku hanya terbaca latah
Seperti lantunan daun patah
Tertiup angin, tak tahu arah

Rukukku penuh ragu
Hanya membungkuk bisu
I’tidalku pun sering terpental
Terpantul pada dinding tebal
Dari keinginan yang terus membual

Sujudku terhalang penuh sekat
Tersimpuh sekedar syarat
Entah pasrah, entah khidmat
Entah singgah atau sekedar lewat

Diam dan bergerak
Terbaca sebatas kata
Teringat sebatas lewat

Kemudian tasyahud sedikit panjang
Kemudian salam
Kemudian kembali lengang
Lengang!!

Saturday, April 29, 2006

الصفات العشر التى يتميز بها الناجحون

الصفات العشر التى يتميز بها الناجحون
بسم الله الرحمن الرحيم والصلاه على خيرخلق الله النبى الامى نبراس الهدى المبعوث للعالمين ،أما بعد
الصفات العشره التى يتميز بهاالناجحون هى
الناجحون لديهم حلم
الناجحون ليهم طموح ورغبه شديده فىالنجاح
الناجحون يتحملون مسئولية أفعالهم
الناجحون يبحثون عن حلول للمشكلات ، فهم جزء من الحل وليست المشكله
الناجحون لديهم الشجاعه للاعتراف بأخطائهم
الناجحون يعتمدون على انفسم ولايخشون الفشل
الناجحون يصنعون مستقبلهم بأنفسم
الناجحون لديهم الشجاعه للاعتراف بأخطائهم
الناجحون يركزون على أهدافهم وغاياتهم الرئيسيه ، لاتشغلهم صغائر الامور
الناجحون يتصفون بصفات القاده ، ويحيطون أنفسم بأولئك الذين يقدمون لهم الدعم والتشجيع
بعد كل هذه الصفات اقدم لتكون انت من بين هؤلاء الناجحون.

Friday, April 28, 2006

Persembahan Untukmu Kader Sejati

:: Persembahan Untukmu Kader Sejati ::
1. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka tidak akan banyak dai yang berguguran di tengah jalan.
Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih
tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan
prinsip-prinsipnya dengan kokoh.
2. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
niscaya hati sekian banyak orang akan menjadi bersih,
pikiran mereka akan bersatu dan fenomena ingin menang
sendiri saat berbedapendapatakan jarang terjadi.
3. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para dai akan menjadi bangunan yang berdiri kokoh dan saling menopang.
4. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka dia tidak akan perduli saat ditempatkan di barisan depan atau belakang. Komitmennya tidak akan berubah ketika ia diangkat menjadi pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusan dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal dan tidak dihormati.
5. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka hati seorang dai akan tetap lapang untuk memaafkan setiap kesalahan saudara-saudara seperjuangannya,
sehingga tidak tersisa tempat sekecil apa pun untuk permusuhan dan dendam.
6. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus
berkembang, sehingga tidak ada momentum yang bisa menyulut kebencian, menaruh dendam dan amarah. Namun sebaliknya, semboyan yang diusung bersama adalah "Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin Anda akan selalu memaafkan saya".
7. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka tidak mungkin akan terjadi kecerobohan dalam menunaikan kewajiban dan tugas dakwah.
Namun yang terjadi adalah fenomena berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dan bersungguh-sungguh untuk mencapai derajat yang lebih tinggi.
8. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka semua orang akan sangat menghargai waktu.
Bagi setiap dai, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dia akan selalu menggunakannya untuk beribadah kepada Allah SWT
disudut mihrab atau berjuang melaksanakan dakwah dengan menyeru kepada kebaikan mencegah kemungkaran. Atau menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta istrinya di rumah. Dai yang aktif di masjid untuk menyampaikan nasihat dan membimbing masyarakat.
9. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka setiap dai akan segera menunaikan kewajiban keuangannya untuk dakwah tanpa dihinggap rasa ragu sedikit pun. Semboyannya adalah
"Apa yang ada padamu akan habis dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal."
10. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka setiap dai akan patuh dan taat tanpa merasa ragu atau bimbang. Di dalam benaknya, tidak ada lagi keuntungan pribadi dan menang sendiri.
11. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata. Tidak ada
kata "ya" untuk dorongan nafsu atau segala sesuatu yang seiring dengan nafsu untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah "ya" untuk setiap perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
12. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka setiap anggota akan menaruh kepercayaan yang tinggi kepada para pemimpin fikroh. Setiap yang bergabung akan melaksanakan kebijakan pimpinannya dan menegakkan prinsip-prinsip dakwah di dalam hatinya.
13. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus,
maka setiap orang yang kurang teguh komitmennya akan menangis,
sementara yang bersungguh-sungguh akan menyesali dirinya karena ingin berbuat lebih dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah.
:: Sumber : Millis PKS ::
- Bagi ikhwah yang ingin bergabung ke millis PKS, silahkan
kirim email- kosong ke : partai-keadilan-sejahtera-subscribe@yahoogroups.com

Tuesday, April 18, 2006

Ma'rodh Kutub


Sunday, April 02, 2006

Obrolan Makan Siang

Makan siang kami kali ini ikan, lumayan enak, bukan karena ana yang masak namun karena memang kami sudah lapar menunggu matangnya nasi.
Setelah makan siang tadi seorang akh bercerita kalau tadi di kuliah ada seorang Syeikh yang mengatakan bahwa 'Amaliyah Isytisyhadiyah' yang dilakukan di Palestina adalah sia-sia saja dan termasuk bunuh diri, karena statemen itu akh ini mengatakan pada Syeikh: "Bukahkah ada ulama yang membolehkan hukum Isitisyhad ini ya Syeikh? Tapi Syeik balik bertanya : "Siapa yang membolehkan?" Lalu akh ini mengatakan salah satunya adalah Syeikh Ahmad Yasin. Mau tahu komentar Syeikh? "Ah, Ahmad Yasin itukan orang IM.
Lalu diskusi beralih ke kami berlima, dua ikhwah sepakat kalau amaliyah istisyhad tersebut termasuk jihad dan dua akh yang lain mengatakan tidak setuju dengan pendapat ini, satu akh ikut berkomentar sesekali. Dua akh yang mengatakan tidak setuju dengan amaliyah yang dilakukan di palestina ini mengatakan :"Bahwa apa yang dilakukan di Palestina berbeda dengan bagaimana sikap atau apa yang dilakukan sahabat ketika mengorbankan dirinya dalam peperangan untuk membuka pintu pertahanan musuh atau melindungi Rosulullah, karena yang dilakukan di Palestina adalah mereka memasang bom di tubuhnya dan meledakkan tubuhnya tanpa mengadakan perlawanan, dalam artian mereka bunuh diri, dan menjatuhkan diri mereka dalam kebinasaan, sedangkan yang dilakukan oleh sahabat adalah mengorbankan dirinya dengan perlawanan walau akhirnya juga mati.

Nah kenapa 'Amaliyah Pemuda Palestina' tidak dikatakan syahid sedangkan Sahabat Ra jelas mendapat syahid? Ini pendapat kelompok pertama.
Selanjutnya dua ikhwah lainnya yang tidak setuju dengan pendapat dua akh sebelumnya, mereka mengatakan bahwa apa yang dilakukan di palestina adalah sebuah jihad dan yang mati karena melakukan amaliyah tersebut di sebut sebagai syuhada, dengan dalil sebagai berikut : Ana terlebih dahulu menyebutkan dalil yang membolehkan, setelah itu ana akan menyebutkan dalil yang menolak pendapat ini.

Dalil yang membolehkan amaliyah ini adalah :
1. Imam Al-Jashosh Al-hanafi dalam kitabnya : Ahkamul Quran dalam tafsir ayat (ولاتلقوا بايديكم إلى التهلكة ) Ayat ini Menurut Abu Ayub Al-Anshori maksudnya adalah:" Bagi mereka yang meninggalkan Jihad. Dan begitu juga riwayat dari Ibnu Abbas, Huzaifah, Al-Hasan, Qotadah dan Al-Dhohak. Dan juga menurut Al-barro bin 'Azib dan Ubaidah Al-Salmani ayat ini maksudnya : berputus asa dari ampunan Allah denagn melakukan kemaksiatan.

2. Imam Al-Qurthubi Al-Maliki dalam tafsirnya : Ulama berbeda pendapat tentang orang yang menceburkan dirinya tanpa berpikir lagi dalam peperangan sehingga ia sendirian menghadapi musuh. Berkata Al-Qosim bin Mukhiroh dari Ulama Maliki : "Tidak mengapa seseorang sendirian menghadapi tentara yang besar jika ia mempunyai kekuatan, dan Allah maha mengetahui niat ikhlasnya. Jika tidak demikian maka ia telah membinasakan dirinya". Diriwayatkan dalam hadist dalam Shohih Muslim seseorang berkata kepada Nabi SAW. : "Apa pendapatmu ya Rosulallah jika aku terbunuh di jalan Allah dengan sabar dan mengaharap ampunan Allah?" Jawab Nabi : "Engkau mendapatkan Surga , lalu orang tadi menenggelamkan dirinya pada musuh sehingga tewas.

3. Diriwayatkan Oleh Imam Ibnu Katsir dan Imam Thobari bahwa seseorang berkata kepada Al-Barro bin 'Azib Al-Anshori : إن حملت على العدوفقتلوني : أكنت ألقيت بيدي إلى التهلكة؟ قال : لا, قال الله لسوله : ( فقاتل في سبيل الله لا تكلف إلا نفسك )
4. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam fatwanya dalam peperang melawan tatar memberikan dalil dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang cerita Ashabul ukhdud, bahwa seorang pemuda menyuruh untuk membunuh dirinya demi kemaslahatan agama. Ibnu Taimiyah berkata : "Maka karena hal inilah ulama 4 mazhab membolehkan menceburkan diri dalam barisan kaum kuffar jika dalam perkiraannya musuh akan membunuhnya apabila dalam yang demikian itu ada kemaslahatan untuk kaum muslimin. (Majum' fatawa 28/540).

5. Hal senada disampaikan oleh Imam Syaukani dalam tafsirnya Fathul Qodir 1/ 262 Cet. Darul Wafa Mesir, Silahkan dibuka dan dibaca.

Dalil-dalil ini ditolak oleh kalangan yang tidak membolehkan amaliyah ini dengan dalil berikut:

1. Dalil terkuatnya adalah : bahwa asal hukum ini adalah firman Allah : ولا تقتلوا أنفسكم إنالله كان بكم رحيما Bahwa tidak boleh seorang mukmin membunuh dirinya sendiri. Artinya yang dilakukan di Palestina adalah dunuh diri semata. Tidak mendapatkan ganjaran sebagai syahid.

2. Apa yang dilakukan tidak sama dengan yang dilakukan sahabat, bahwa sahabat ra. melakukan perlawanan dan yang membunuhnya adalah musuh.
3. Dalil Ashabul ukhdud adalah' syar'u manqoblana', atau syariat sebelum kita (islam) apakah juga sebagai syariat untuk kita?.
Obrolan kami berlanjut, kelompok ikhwah yang mendukung amaliyah ini mengatakan bahwa tidak setuju kalau apa yang di lakukan pemuda dan pemudi Palestina tersebut adalah dianggap bunuh diri saja, memang benar mereka mengorbankan dirinya, namun bukan bunuh diri begitu saja, mereka mengorbankan dirinya untuk membunuh orang yahudi demi mempertahankan agama dan negara mereka tercinta, dan itu hanya cara yang bisa mereka lakukan, dan terbukti mampu membunuh musuh dan membuat kelompok yahudi gentar, karena musuh tidak tahu kalau bom itu berada di tubuhnya, berbeda kalau mereka mengadakan perlawanan dengan menggunakan pistol atau membawa bom dalam tas, sebelum mereka melakukan penyerangan terhadap kelompok Yahudi mungkin ia yang terlebih dahulu terkena tembakan atau ditangkap sebelum meledakan bom di dalam tasnya, namun ketika bom tersebut berada di tubuhnya orang yahudi akan berpikir terlebih dahulu untuk menangkapnya dan mereka tidak mengetahui jika bom tersebut berada di tubuh pelaku. Bagaimana ketika itu kelompok yahudi membunuh Syeikh Ahmad Yasin dari HP nya. Ana rasa kelompok HAMAS atau Izzuddin Al-Qosam lebih cerdas untuk memikirkan hal ini ketimbang ana yang belum selesai S1.

Kemudian kalau dikatakan mereka bunuh diri saja, ana juga kurang sepakat karena jelas berbeda ketika seorang bunuh diri karena tidak jadi nikah, atau bangkrut usaha atau putus asa dari rahmat Allah, dengan mereka mengorbankan dirinya untuk kepentingan agama dan membunuh juga musuh Allah.
Tentang perbedaan yang dikatakan kelompok kedua, bahwa Sahabat yang menjatuhkan dirinya kebarisan musuh lalu terbunuh atau dibunuh musuh dengan pemuda palestina yang menjatuhkan diri ke barisan musuh lalu meledakan diri disana, menurut ana tidak ada perbedaan sama sekali atau hal itu sama saja, samanya dimana? Mereka sama-sama pasti mati dan terbunuh, dan kedua-duanya juga sama, mereka membunuh musuh dan tidak mati sia-sia. Dan semoga sama–sama mendapatkan surga Allah. Amiin.
Tentang ayat : "Janganlah kalian menjatuhkan diri dalam kebinasaan", dan ayat : "Janganlah kalian membunuh diri kalian", hendaklah coba kita melihat kembali buku tafsir apa maksud dari ayat tersebut, bagaimana ulama mentafsirkannya.

Semua orang boleh berpendapat, namun pendapat yang benar tergantung antum yang menilai. Silahkan komentar antum kita nantikan.